Tiada akar rotanpun jadi. Begitu bunyi sebuah peribahasa. Jika tidak ada yang baik, maka yang kurang baik pun dapat digunakan. Pisau bisa kita gunakan untuk memotong kertas jika tidak ada gunting, misalnya. Daun pisang pun bisa kita pakai sebagai pelindung kepala ketika hujan, jika tak ada payung. Tetapi bagaimana jika kertas yang harus kita potong mempunyai bentuk yang rumit? Tentu saja pisau tidak menghasilkan potongan sesempurna gunting. Bagaimana pula jika hujan turun cukup lebat? Daun pisang lebih mudah robek dan tidak dapat difungsikan lagi.
Beda dengan kehidupan jasmani. Peribahasa 'tiada rotan akar pun jadi' tidak seharusnya menjadi prinsip kita dalam menjalani kehidupan rohani. Mendirikan 'bangunan Allah' di dalam diri kita membutuhkan bahan-bahan yang berkualitas. Kita tidak dapat menggunakan bahan pengganti secara sembarangan. Kristus adalah satu-satunya pondasi yang ditempatkan oleh Allah. Kita tidak bisa menggantikannya dengan yang lain, termasuk hamba Tuhan atau nabi Tuhan sekalipun. Alkitab sebagai tuntunan kita tidak bisa digantikan dengan buku-buku rohani atau ucapan pengkhotbah. Berdoa tidak bisa diganti dengan mengupdate status di media sosial. Beribadah dan bersekutu dengan orang percaya di gereja tidak bisa digantikan dengan kita mendengar khotbah di dunia maya.
Bangunan yang tahan uji adalah yang terbuat dari emas, perak dan batu permata. Sedangkan bangunan yang terbuat dari kayu, rumput dan jerami hanya bersifat sementara. Untuk membangun iman yang kokoh dan berkualitas kita tidak dapat menggunakan 'jerami'. Jerami itu bisa berupa hal-hal di atas ataupun hikmat manusia yang mudah terbakar. Kita harus membangunnya dengan kekuatan hikmat Allah [1 Kor 2:13]. Tiada rotan akar pun jadi. Tapi bagaimanapun juga kayu, rumput dan jerami tidak bisa menggantikan emas, perak dan batu permata, bukan? Mari kita dirikan kehidupan yang berkualitas dan teruji.
Oleh : Pdt. Andreas P. Chandra , GIA Dr. Cipto
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih Karena anda telah Mengirimkan Komentar, Tuhan Memberkati