Nas: Mazmur 150
Pada masa kini, alat musik dan sistem suara sangat canggih. Karenanya, puji-pujian berlangsung dengan semarak dan agung. Pemazmur mengingatkan bahwa seluruh makhluk hidup dapat menjadi "alat musik" untuk memuliakan Allah. Pujian kepada Allah harus dimulai dari diri sendiri. Kita memuji dia tempat kudus-Nya yang adalah Bait Allah. Namun bukan hanya dalam Bait Allah tetapi juga dalam diri kita karena, "atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" (I Kor. 6:19-20). Kemudian kita memuliakan Dia dalam Cakrawala-Nya yang kuat, yang berarti memuji Dia di tempat kediaman kemuliaan-Nya, yaitu langit tertinggi yang pararel dengan surga.
Pemazmur memaparkan alasan memuji Dia yaitu karena Keperkasaan-Nya dan Kebesaran-Nya. Kata "keperkasaan-Nya" menunjuk kepada kemahakuasaan Tuhan, yang nyata melalui penciptaan dan pemeliharaan dunia ini. Tidak ada pribadi lain yang sama kuasanya seperti Tuhan, yang mampu menciptakan dan memelihara dunia ini bahkan menebus. Kata "kebesaran-Nya" menunjukkan siapakah Tuhan yang kita puji itu. Dialah Tuhan yang besar, agung, dan mulia melampaui seluruh ciptaan-Nya. Dan sekali lagi tidak ada pribadi lain yang sama besarnya, agung, dan mulia seperti Tuhan.
Untuk memuji Dia, kita dapat menggunakan tubuh kita melalui suara dan gerakan tarian (ay. 4). Kemudian dilengkapi dengan alat-alat musik seperti yang sesuai dengan konteks pada masa itu seperti sangkakala, seruling, kecapi, gambus, rebana dan ceracap. Semua alat-alat musik tersebut merupakan sarana untuk mengiring atau menolong umat mengekspresikan syukur dan kagum kepada Allah.
Sekarang, marilah semua memuji Allah, "Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!" (ay. 6) dengan menggunakan tubuh kita dan alat musik yang ada dengan mengingat hal-hal:
Tujuannya untuk memuliakan Allah dan bukan memuliakan diri.
Menjadi berkat bagi sesama.
Menjaga adanya keseimbangan melodi, harmoni dan ritme/beat. Tuhan Yesus memberkati.
(Oleh : Pnt. K. Rudi zalukhu - GKPetamburan)
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih Karena anda telah Mengirimkan Komentar, Tuhan Memberkati