Langsung ke konten utama

Bagaimana Seharusnya Orang Kristen Menyikapi Kemajuan Teknologi Informasi




Alkitab Gutenberg di New York Public Library. Sumber: wikipedia
Tentu saja kita tidak mempunyai kemampuan untuk menghambat penetrasi kemajuan teknologi informasi dalam kehidupan masyarakat. Kita juga tidak mungkin benar-benar membatasi diri dari fenomena ini, karena kita hidup berhubungan dengan orang-orang pengguna teknologi informasi. Lalu bagaimana kita harus menyikapinya? Kita harus memegang prinsip bahwa orang Kristen jangan sampai diperbudak oleh teknologi, melainkan harus mampu menguasainya untuk dapat memuliakan Tuhan. Mungkin Anda masih ingat bahwa Johanes Gutenberg adalah orang yang pertama kali menemukan mesin cetak. Tetapi, tahukah Anda kalau karya utamanya adalah ‘Alkitab Gutenberg’, sebuah edisi Alkitab yang mutu teknikal dan estetikanya tinggi? Tidak dipungkiri bahwa berkat penemuan Gutenberg-lah orang Kristen akhirnya dapat memiliki Alkitab secara pribadi. Hingga saat ini, Alkitab masih menjadi buku yang paling laris sepanjang masa.
Seperti Gutenberg, kita juga harus mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi demi kemajuan pekerjaan Tuhan. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, diantaranya:
  1. Firman Tuhan semakin tersebar luas. Dulu satu-satunya cara untuk membaca Alkitab adalah dengan membeli cetakan Alkitab itu sendiri. Dan karena ketebalannya, tidak mungkin kita membawanya kemana-mana setiap saat. Tetapi sekarang Alkitab dapat dipasang pada (mungkin) semua platform smartphone yang ada. Dengan demikian, kita dapat membawanya setiap saat. Dalam Yos 1:8 dikatakan, “Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.” Saya merasa sangat beruntung hidup di era modern seperti saat ini, karena saya dapat membaca Alkitab kapanpun saya mau hanya dengan membuka aplikasi yang sudah terpasang di handphone saya. Aplikasi semacam ini juga memungkinkan orang Kristen yang tinggal di daerah dimana Kekristenan ditekan, misalnya Tiongkok, untuk bisa membaca Alkitab secara leluasa.
  2. Penginjilan. Di era digital sekarang ini, banyak bermunculan para penginjil Internet. Mereka menyebarkan artikel-artikel Kekristenan melalui blogmailing-listtwitter, dan sebagainya. Anda dapat membaca sebagian kesaksian dari para penginjil Internet tersebut di alamat berikut: http://misi.sabda.org/apa_kata_para_penginjil_internet.
  3. Konseling. Salah satu keunggulan konseling dengan menggunakan media Internet adalah, orang bisa dengan bebas menceritakan apa yang menjadi pergumulannya karena dia tahu bahwa konselornya tidak mengenal dirinya secara pribadi (kerahasiaan terjamin dan tidak ada rasa malu).
  4. Pembelajaran jarak jauh. Dunia sekuler dan dunia Kekristenan menghadapi problema yang sama, yaitu bagaimana bisa memeratakan pendidikan di semua pelosok negeri. Dengan adanya Internet, kita bisa menyebarluaskan pengetahuan teologi kepada orang-orang di kota-kota terpencil.
Saya gemar sekali mengunduh materi-materi pembelajaran jarak jauh yang ada di beberapa situs Internet (beberapa tautannya saya tampilkan di halaman Referensi) dan juga mengikuti kuliah teologi secara online. Pada zaman dulu, kita harus mengikuti kelas formal yang diadakan oleh sekolah teologi ataupun gereja. Saya juga dapat mengikuti khotbah-khotbah yang bermutu dari para pendeta/penginjil yang ada di luar negeri.
Masih banyak hal yang bisa kita lakukan untuk memuliakan nama Tuhan dengan ‘mendompleng’ kemajuan teknologi informasi. Ini merupakan salah satu mandat budaya dari Tuhan dalam Kej 1:28, dimana kita sebagai orang Kristen harus menaklukkan bumi dan segala isinya. Namun, hal itu dilakukan bukan untuk memuaskan hawa nafsu kita, tetapi untuk memuliakan nama Tuhan. Dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi harus kita lawan dengan memperbesar hal-hal yang positif. Oleh karenanya,  dengan momen semacam peluncuran Windows 8 ini, kita sebagai orang Kristen harus memikirkan juga apa peluang baru yang muncul yang dapat digunakan untuk mendukung pekabaran Inji


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali