Langsung ke konten utama

Santapan Harian

Santapan Harian
Kamis, 08/13/2015
http://www.sabda.org/publikasi/e-sh/print/?edisi=20150813

2 Raja-Raja 1:1-18

Judul: Tempat Utama bagi Allah
Berada di pembaringan karena luka parah akibat terjatuh dari serambi di tingkat atas istananya, Raja Ahazia mengkhawatirkan kondisinya. Sebab itu, ia ingin berkonsultasi dengan Baal-Zebub, dewa orang Filistin (2). Mungkin terselip juga harapan agar Baal-Zebub menyembuhkan dia. Sungguh ironis, raja Israel tidak mencari Allah untuk kesembuhannya.

Melalui utusan yang menyampaikan pesan Elia, Allah menegur Ahazia dan memberitahukan bahwa ia akan mati (3-4). Respons pertama Ahazia adalah mempertanyakan identitas orang yang menyatakan hal itu. Lalu dengan gambaran yang diberikan oleh utusannya, Ahazia mengenali bahwa orang itu adalah Elia (6-8). Namun bukannya bertobat, Ahazia malah mengeraskan hati. Ia mengutus pasukan dengan seorang perwira dan lima puluh tentara untuk pergi kepada Elia (9). Atas nama raja, si perwira menyuruh Elia untuk turun dari puncak bukit. Lalu dengan menggunakan sebutan "abdi Allah" yang dipakai oleh si perwira, dan dengan konotasi adanya otoritas Allah di dalam sebutan itu, Elia memanggil api dari langit untuk menghanguskan si perwira beserta kelima puluh anak buahnya (10).

Ahazia tidak mau berhenti begitu saja. Ia mengutus pasukan kedua, dan cerita pun berulang sama (11-12). Pantang menyerah, Ahazia mengirimkan pasukan ketiga. Perwira ketiga ini tampaknya lebih bijaksana. Mungkin ia sudah mendengar kisah tragis kedua pendahulunya, dan ia tidak ingin hidupnya berakhir seperti mereka (13-14). Allah pun tampaknya merespons si perwira dengan baik. Malaikat Allah menginstruksikan agar Elia tidak takut dan pergi bersama si perwira menemui Ahazia (15). Kemudian Elia menyampaikan teguran Allah atas kesalahan Ahazia, yang telah berpaling dari Allah kepada dewa yang tidak memiliki kuasa apapun, dan itu mengakibatkan ia harus membayar harga dosa-dosanya, yaitu dengan kematiannya.

Sungguh mahal harga yang harus dibayar Ahazia. Ini menjadi peringatan bagi kita. Allah tidak ingin diri-Nya digantikan oleh yang lain. Ia selalu menuntut tempat terutama di dalam hidup kita.

__________
Santapan Harian / e-Santapan Harian
Bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
© 1999-2014 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA).
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi atau non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber tulisan dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali