Langsung ke konten utama

Takut Akan Tuhan

> "Kiranya TUHAN memberkati engkau dari Sion, supaya engkau melihat kebahagiaan Yerusalem seumur hidupmu," Mazmur 128:5

Dalam membangun mahligai perkawinan setiap pasangan pasti memiliki impian-impian yang hendak diwujudkan bersama pasangannya. Impian itu adalah sebuah keluarga yang harmonis, diberkati dan dipenuhi oleh kebahagiaan. Memang untuk mewujudkan impian tersebut tidak semudah membalikkan telapak tangan, namun hal itu juga bukanlah perkara yang mustahil asalkan kita mau menapaki hari-hari bersama dengan Tuhan.

Dalam Mazmur 128 ini pemazmur memberikan dasar utama untuk memiliki keluarga yang diberkati dan berbahagia.  Dasar itu adalah takut akan Tuhan dan hidup menurut jalan yang ditunjukkan-Nya (ayat 1), sebab "Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya." (Amsal 14:26). Takut akan Tuhan merupakan unsur penting dalam kehidupan orang percaya. Tanpa rasa takut akan Tuhan seseorang akan cenderung berpikir, berbicara dan berbuat menurut kehendak diri sendiri.  Alkitab memperingatkan, "Janganlah engkau menganggap dirimu sendiri bijak, takutlah akan TUHAN dan jauhilah kejahatan;" (Amsal 3:7). 

Rasa takut akan Tuhan itu tumbuh ketika seseorang menyadari akan kekudusan, keadilan, dan kebenaran Tuhan, sehingga ia akan memandang Tuhan dengan penuh rasa hormat dan kagum.  Dari situ akhirnya seseorang memiliki ketetapan hati untuk tidak mengecewakan Tuhan melalui pikiran, perkataan dan perbuatannya;  dan dengan kerelaan hatinya sendiri, bukan karena terpaksa atau takut mengalami hukuman, serta berkomitmen untuk hidup menurut kehendak Tuhan dan menjauhi segala kejahatan.

Rasa takut akan Tuhan ini harus menjadi landasan utama bagi setiap keluarga Kristen. Dengan demikian suami dan isteri akan mampu menjalankan perannya sesuai dengan firman Tuhan, saling mendukung dan menguatkan sehingga mampu membawa anak-anak semakin mengasihi Tuhan melalui teladan hidup yang ditunjukkannya.  Dengan kata lain, keluarga yang takut akan Tuhan adalah keluarga yang senantiasa menerapkan prinsip-prinsip firman Tuhan dalam kehidupan sehari-hari.

Rindu keluarga Saudara diberkati Tuhan dan berbahagia?  Milikilah hati yang takut akan Tuhan!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali