Langsung ke konten utama

RELA MENJADI MISKIN

Kamu telah mengenal kasih karunia Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.(2 Korintus 8;9)

Banyak orang tertarik membaca ayat ini adalah bagian "supaya kita menjadi kaya". Sehingga refleksinya adalah kapan saya mendapatkan janji tersebut atau dengan kalimat lain "Apa yang saya dapatkan?". Karena ayat ini menjanjikan kekayaan. maka ukuran berkat Tuhan dalam kehidupan seseorang adalah kekayaannya semakin berlimpah. Sejujurnya bukankah penafsiran ini sering diperdengarkan di berbagai mimbar gereja, lazimnya di gereja2 yang menekankan teologi sukses?. Hermeneutika yg tdk fair dan cenderung menyesatkan.

Kalau melihat konteksnya, ayat ini sedang mengajarkan tentang pemberian. Jemaat di Yerusalem sedang mengalami kesulitan dan Paulus menggerakan jemaat di Korintus untuk mendukung kebutuhan jemaat di Yerusalem. Kalau demikian membaca ayat ini seharusnya membawa kepada refleksi " Apa yang saya berikan?".

Apa yang saya berikan?, maka ingatlah apa yang Yesus berikan bagi kita. Yesus rela menjadi miskin, bukan membahas uang tetapi segala hal yang Ia miliki untuk dikorbankan bagi kita. Filipi 2:8-9, yang dikorbankan dari kemulian-Nya sehingga rela menjadi sama dengan manusia, harga diri-Nya sehingga rela menjadi hamba, Nyawa-Nya sehingga mati di atas kayu salib. Semuanya dilakukan-Nya supaya kita mendapatkan ANUGERAH itulah KEKAYAAN kita sebenarnya.

Kalau kita sudah dikayakan oleh Tuhan dengan pemberian yang terbesar "Diri-Nya". Ayat ini seharusnya membuat kita "rela menjadi miskin" seperti Yesus bagi orang lain. Kita seharusnya rela kehilangan kemuliaan, kehilangan harga diri, kehilangan kekayaan bahkan Nyawa demi orang lain supaya mereka dapat merasakan kekayaan sejati di dalam Kristus yaitu kekayaan yang diperoleh hanya di dalam anugerah Allah.
, Tuhan Yesus memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali