Langsung ke konten utama

Damai Sejahtera-KU, Kuberikan

"Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu…" (Yohanes 14:27). Damai sejahtera ini berasal dari Yesus sendiri. Karena itu, mari kita lihat sedikit kehidupan Yesus.

Dari bayi Yesus sudah terancam mati. Yusuf dan Maria tidak dapat tempat penginapan yang layak dan hanya mendapatkan kandang dimana Yesus dilahirkan. Yesus juga terancam dibunuh oleh perintah dari Raja Herodes.

Saat dewasa dimana Yesus berada di 3,5 tahun pelayanan-Nya, beberapa kali Ia dibenci dan mau dibunuh. Sampai di taman Getsemani dan di atas kayu salib, kehidupan-Nya diwarnai dengan "damai sejahtera" seperti yang dipikirkan oleh dunia.

Tetapi kita bisa belajar dari kehidupan-Nya yang penuh dengan konflik, bahkan sampai detik terakhir, Ia tetap fokus kepada misi keselamatan-Nya. Dengan pertolongan Allah Bapa Ia menyelesaikan semua ini dengan sempurna. Saat Ia dicobai 3 kali, dengan tenang Ia mengalahkan godaan Setan dengan jawaban, "Ada tertulis…" Di saat Ia berada di kapal yang dideru dengan badai, Ia dapat tertidur dengan pulasnya dan meredakan badai dengan damai-Nya.

Kehidupan kita di dunia inipun tidak lepas dari konflik dan amarah Setan. Karena itu, Ia memberikan kita damai sejahtera-Nya untuk kita lalui semua permasalahan hidup ini.

Di tengah ancaman kehilangan pekerjaan, di tengah musibah mungkin dipisahkan dengan kekasih kita karena maut, Tuhan berikan damai sejahtera-Nya untuk kita. Inilah damai yang dunia tidak dapat berikan. Damai Tuhan bukan hanya perasaan lega, aman, tentram di saat semua baik2 saja, tetapi terlebih di saat hidup kita sedang di dalam masalah.

Di tengah semuanya itu, tetaplah fokus kepada akhir tujuan hidup kita—keselamatan dan hidup kekal yang Tuhan telah anugerahkan.

Kiranya renungan ini dapat memberikan kita sebuah kepastian akan damai Tuhan yang menjadi bagian kita semua.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, ki...

Mengikuti "Destiny" Tuhan

Shaloom... Saya mau bersaksi tentang pekerjaan saya sekarang ini. Profesi saya sekarang ini adalah seorang guru Bahasa Inggris dan saat ini saya mengajar di salah satu SMP Negeri di Jakarta Timur. Saya dulu sempat minder untuk jadi seorang guru karena banyak orang bilang menjadi guru tak bisa bikin kaya. Hehehe... Sejak lulus SMA saya ditempatkan Tuhan untuk kuliah di IKIP Jakarta (Sekarang UNJ) di jurusan Bahasa Inggris. Awalnya tidak percaya diri untuk kuliah disana. Pertama, Karena Saya tidak ingin menjadi seprang guru, dan kedua, saya tidak punya kemampuan berbahasa Inggris ya karena tidak percaya diri itu. Saya  bermalas-malasan untuk belajar dan lebih senang bergaul di luar kampus daripada belajar di kampus. Saya juga minder karena ternyata angkatan saya lebih banyak ceweknya daripada cowoknya (secara dari 50 orang di angkatan saya, yg cowok hanya 3 orang), dan teman-teman saya dalam satu kelas saya perhatikan lebih pintar bahasa Inggris. Saya merasa ingin keluar dari k...

Gereja dan Kehidupan Bergereja

Pernah  gak sih  kita beranggapan bahwa ibadah yang kita lakukan setiap hari minggu hanya merupakan suatu kegiatan yang boleh ada dan boleh tidak ada? Pernah  gak sih  ketika kita bangun pagi di hari Minggu, kita mengasihani diri dan memutuskan untuk melanjutkan tidur kita dengan alasan (lebih tepatnya: alibi)  ngantuk  karena semalam menghadiri acara  sweet seventeen party;  dan kalau mau lebih baik sedikit,  yah karena semalam belajar terlalu larut; atau alasan yang lebih "terkesan" rohani yaitu karena semalam kita membaca Alkitab dan saat teduh terlalu lama; atau ada pelayanan sampai larut sehingga kurang tidur (masih mending  sedikit  sih , tapi tetap salah!). Jika dibandingkan dengan hari-hari lain, kita sebaliknya dengan rajin bangun pagi untuk sekolah, kuliah, ataupun bekerja karena hal itu lebih penting daripada ke gereja. Lagipula hari Minggu merupakan hari peristirahatan dan kita harus menggunakan waktu tersebut dengan "sebaik-baiknya" untuk melampiaskan...