Langsung ke konten utama

Renungan

👍 SANTAPAN HARIAN 👍

Pendelegasian Pelayanan

Keluaran 18:13-27

Kadangkala persepsi orang tentang sosok seorang pelayan dicemari konsep dunia tentang pemimpin. Seorang pemimpin tak jarang dianggap pahlawan super sekaligus artis mahaterkenal. Ia diberi berbagai penghargaan, karena dirinya, entah sukarela atau karena terpaksa, mau menanggung semua beban. Akibatnya, pelayanan yang dilakukan nyaris menjadi aksi solo, sedangkan orang lain menjadi figuran atau penonton. Hal ini berdampak negatif, baik pada diri orang tersebut, dan juga pada orang-orang yang dilayani dan yang bekerja sama dengannya.

Yitro mulai mengamati potensi munculnya dampak negatif pada diri Musa, juga pada bangsa Israel (Keluaran 18:18). Apa yang dilakukan Musa saat itu terlalu berat untuk dilakukan seorang diri saja, jika ia harus melayani mereka satu per satu seharian. Orang-orang yang datang mengadu pun akan kepayahan jika harus antri seharian. Karena itu, Yitro memberikan nasihat penting. Pertama, Musa mesti terus menjadi jembatan komunikasi dua arah antara Allah dengan bangsa Israel. Ia harus tetap mewakili Israel di hadapan Allah dan menyampaikan "perkara-perkara" mereka kepada Allah (Keluaran 18:19), juga mengajarkan kepada Israel "ketetapan-ketetapan dan keputusan-keputusan" Allah, dan juga "jalan yang harus dijalani, dan pekerjaan yang harus dilakukan" (Keluaran 18:20). Kedua, Musa mesti melakukan pendelegasian dengan mencari orang-orang yang "cakap dan takut akan Allah, ? dapat dipercaya ? dan benci ? suap" (Keluaran 18:21). Merekalah yang akan menangani kasus-kasus yang lebih ringan. Yitro menegaskan bahwa Allah pun "memerintahkan hal itu kepadamu" (Keluaran 18:23).

Pendelegasian seperti ini patut diteladani di dalam pelayanan, khususnya di dalam konteks gereja. Ketika tuntutan pelayanan makin bertambah, sewajarnyalah tugas-tugas tertentu didelegasikan kepada orang-orang yang terpilih, dilatih, dan selalu mengutamakan kehendak Allah (Keluaran 18:20). Dengan demikian, pelayanan di gereja takkan menjadi ajang aksi solo seorang hamba Tuhan tertentu, tetapi persekutuan yang saling melengkapi di dalam Allah Tritunggal.

Dikirim dari ASUS saya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali