Langsung ke konten utama

Intoleransi Bergereja

Intoleransi adalah sebuah kata yg santer terdengar akhir-akhir ini. Primordial agama, suku, status sosial dan ras menjadi pemicu intoleransi semakin kuat memggejala di negeri kita.

Dikotomi mayoritas-minoritas, pribumi - non pribumi, pun tak urung jadi 'jualan' politis sebagai jalan melegatimasi perbuatan intoleransi.
Sebagai orang Kristen yang notabene kaum minoritas di negeri ini , sebagian dari kita pernah menjadi 'korban' diskriminasi dan intoleransi. (Sejujurnya saya tidak begitu setuju bila dikotomi mayoritas-minoritas dilengketkan dengan kata "agama", karene mengandung unsur politis).

Primordial agama mayoritas begitu kental dan trs dengan pongahnya mendiskriminasi kaum minoritas di negeri kita.

Indahnya rajutan tali kebhinekaan di negeri ini kian terkoyak akibat ulah para kaum intoleran yg anti perbedaan. Yang berbeda dianggap musuh. Musuh harus dibasmi.

Semakin pongah dan jumawa para kaum intoleran agama mengintimidasi agama minoritas dengan berbagai cara, bahkan sampai menelan korban nyawa. ( Terakhir bom di Kaltim yg menelan korban anak sekolah minggu).

Gereja geram dan marah!!!

Gereja menolak intoleransi dan diskriminasi beragama.

Tatkala kaum intoleran beragama di luar gereja melancarkan aksinya menekan dan memgintimidasi gereja, gereja marah...

Yaa...gereja menolak intoleransi beragama.

Namun... Jika gereja melihat ke dalam, realita berkata masih banyak pelaku diskriminatif di dalam gereja. Gereja anti intoleransi beragama tapi banyak gereja yg menutup mata terhadap intoleransi dan diskriminasi bergereja.

Banyak orang gereja (tidak semua) yang begitu alergi dengan kata perbedaan, baik itu perbedaan suku, perbedaan status sosial, dan berbagai perbedaan lainnya.

Gereja terkotak-kotak...
Terkotak-kotak dengan berbagai perbedaan.
Kotak perbedaan suku, kotak perbedaan status sosial,perbedaan jenjang pendidikn, kotak perbedaan dikotomi borjuis- marginal, dll.

Diakui atau tidak, suka atau tidak , realita berbicara begitu...

Banyak orang mengalami hal yang tidak menyenangkan dalam gereja akibat perbedaan sttus sosial, pendidikan ,suku,dll.

Yang miskin, yang lemah, yang kuyuh dan biasanya berpenampilan lusuh akan dipandang sebelah mata dan tidak pantas bila berhadapan dengan org2 berpenampilan 'wah' dan berbagai product branded melekat di tubuh mereka.

Jurang kesenjangan semakin lebar dalam gereja.
Perlakuan berbeda thd yang kaya dan miskin.
Lebih menghormati suku A daripada suku B.
Menganggap kelompok/ golongannya lebih suci daripada yg lain.
Mengucilkan kelompok yg tidak seide dan sependapat.
And many more...

Perbedaan2 yg seharusnya menjadikan gereja lebih indah, sempurna dan saling melengkapi tapi justru berbanding terbalik dengan kehendak Tuhan agar gereja bersatu.

Perbedaan bak momok yg menjijikkan dan layak disingkirkan.
Kaum lemah terpinggirkan bukannya diberi perhatian, kaum 'tidak elok' dimarginalkan bukannya diberi perhatian khusus, kaum 'tidak mulia' menjadi kaum yg kurang diperhatikan.

Kaum lemah, kaum tidak mulia, kaum tidak terhormat, kaum yg tidak elok dlm gereja jangankan diberi perhatian khusus bahkan sering tidak dianggap.

Perlakuan intoleransi seperti ini membuat gereja terlihat bagus di luaran tapi rusak di dalam, seperti peribahasa Tuhan Yesus dlm Injil Matius bagai  kuburan, dilabur putih di luaran di dalam penuh tulang-belulang..

Manusia dihargai bukan karena hakekat manusianya tapi dari status sosial.
Semakin tinggi status sosial seseorang maka semakin tinggilah nilainya...
Begitu menggejalanya intoleransi dlm gereja hingga nyaris tak disadari dan menganggap itu hal biasa....

Analogi yg dipaparkan Rasul Paulus dalam 2 Kor.12:12-31 begitu jelas dan gamblang.
BANYAK ANGGOTA TETAPI SATU TUBUH.
Ay24) Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa dengan berbagai anggota tubuh yang berbeda plus fungsi yg berbeda pula, artinya gereja diciptakan dengan begitu rupa (berbagai perbedaan anggota dan fungsi yang berbeda-beda pula).

Baeberapa ayat yg diangkat mengenai anggota2 yg lemah, tidak elok,tidak terhormat dan tidak mulia sekaligus bagaimana perlakuan gereja/anggota tubuh lainnya terhadap anggota2 yg lemah itu.
Ay 22) Anggota tubuh yg paling lemah yg paling dibutuhkan.
Ay 23) Anggota tubuh yg kurang terhormat kita beri penghormatan khusus.
Ayat 23) Anggota tubuh yang kurang elok kita beri perhatian khusus.
Ayat 24) Anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus.

Alangkah indahnya susana bergereja bila hal yg demikian menjadi kenyataan.

Allah menciptakan manusia yang berharkat dan bermartabat (tanpa pandang buluh) dengan berbagai perbedaan untuk saling melengkapi.

Yang berbeda dirangkul, dikasihi, dihormati,dan  dihargai.

Menghargai keanekaragaman.
Menghormati perbedaan.
Mengasihi orang yg silang pendapat dgn qta.
Menaruh empati kepada orang 'lemah'..
Deelel...

Allah inginkan GEREJA saling MEMPERHATIKAN karena PERBEDAAN adalah ANUGERAH..

(IvVone Supit)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali