Langsung ke konten utama

MENATAP KEMUNGKINAN (Pra-Paska)

Paska tahun ini jatuh pada tanggal 16 April. Semarak apa yang sedang dibangun gereja untuk menyambut moment penting ini? Kelihatannya belum banyak gereja yang sigap menyambutnya termasuk mungkin GIA. Meskipun bisa saja pengamatan saya keliru.                                Namun jikalau kita mau jujur, peristiwa Natal oleh gereja lebih beresonansi dibandingkan  Paska. Persiapan Natal jauh lebih menyita waktu dan tenaga dibandingkan Paska, Padahal Paska sesungguhnya jauh lebih penting karena menjadi titik pijak iman kita. Paska menjadi penting karena melalui kebangkitan Kristus kita menjadi orang Kristen, kita beribadah pada hari minggu dan lebih dari itu melalui Paska kita diselamatkan. Itulah hakekat Paska.

Tetapi mengapa Paska tetap tidak se-hangat Natal? Ada yang mengatakan karena persoalan  tradisi gereja,  tapi ada juga yg mengaitkan dengan persoalan teologi atau aspek doktrinal, tapi tidak sedikit juga disebabkan karena ketidak tahuan kita.                     Sadar atau tidak, seiring dengan berjalannya waktu, kita ikut menenggelamkan Paska dlm pusaran keagamaan kita. Paska menjadi hari biasa yang tak ada bedanya dengan hari lainnya. Jika lebih dalam kita mengkritisi kekristenan kini, rupanya tergerus dalam kikisan roh zaman. Zaman telah menciptakan jawaban-jawaban semu atas berbagai persoalan hidup kita.

Paska yg selalu mengingatkan kita bahwa segala sesuatu mungkin  telah tergadaikan dengan tawaran zaman yang mengajarkan keraguan. Bahkan kita selalu terjebak dan lebih mengakui kata ketidakemungkinan dari pada mungkin. Frasa ketidakmungkinan telah berubah wujud menjadi sebuah kekuatan yang memaksa kita meninggalkan iman  meskipun masih beragama dan menjalankan ritus kita. Itulah sebabnya bagaikan koor, kita selalu berkata "tidak mungkin". Ijinkan saya berasumsi dlm realita ini dalam bentuk pertanyaan, masihkah kita dikatakan orang beriman? Kalau masih beriman, mengapa mata kita selalu menatap pada ketidakmungkinan? Tidak mungkin sembuh, tidak mungkin pulih, tidak mungkin bebas dari keterikatan dosa, tidak mungkin kita alami kemajuan bisnis dll. Mengapa ketidakmungkinan lebih berkuasa dari kemungkinan? Bukankah Paska mengajarkan kita untuk melihat kemungkinan?

Dengan kerendahan hati, ijinkan saya mengajak seluruh jemaat GIA dan para sahabat, mari alihkan pandangan kita kembali pada kemungkinan yaitu pada DIA yang bangkit, pada DIA yag membuat segala sesuatu mungkin. Utk mengubah cara pandang itu. Menurut hemat saya, perlu waktu jeda atau pause untuk merenungkan kembali makna Paska sesungguhnya. Dan tentu yang paling tepat, sebagai gereja yang mewarisi liturgi secara oikumenis, masa jeda itu disebutkan sebagai masa-masa Pra-Paska.

Pra-Paska adalah waktu untuk membantu kita berjalan menuju pada sang kemungkinan itu. Melalui masa Pra-Paska penghayatan kita akan Paska menjadi lebih berarti. Sebagai Gembala Jemaat GIA Galunggung, saya mengucapkan selamat memasuki masa masa Pra-Paska Pertama pada esok minggu, dan jadikan Pra-Paska sebagai teropong untuk menatap kemungkinan. MARANATHA !

(Pdt Daud Adoe - GIA Galunggung, Bandung).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali