Langsung ke konten utama

MENGAMPUNI MUSUH

Ketika terjadi perang dunia kedua, Corrie ten Boom dan keluarganya ditangkap dan dikirimkan ke tempat tawanan Nazi atas tuduhan menyembunyikan orang-orang Yahudi di tempat mereka. Di tempat tawanan mereka disiksa secara kejam. Akibatnya, ayah dan saudara perempuan Corrie meninggal di tempat tawanan tersebut, dan Corrie pulang seorang diri ke rumah.

Setelah perang berakhir, ia pergi ke Jerman untuk berkhotbah. Usai berkhotbah khusus tentang pengampunan, seorang pria paling kejam di Raversbruck, tempat ia dan saudara perempuannya disiksa menguluran tangannya untuk bersalaman. "Aku telah menjadi Kristen", ia menjelaskan. "Aku tahu bahwa Tuhan telah mengampuniku ntuk hal-hal kejam yang pernah kulakukan. Tetapi aku juga ingin mendengar hal itu dari mulut anda. Maukah Anda mengampuniku?" Konflik bergejolak di hati Corrie. Bayangan jenazah saudara perempuannya terihat dibenaknya. Lalu ia berteriak,"Yesus, aku tidak dapat mengampuni orang ini, tolonglah aku." Namun akhirnya ia memutuskan untuk mengampuni pria tersebut. la mengulurkan tangannya kepada pria itu dan berkata, "Aku mengampunimu Saudara, dengan segenap hatiku."

Hal ini jugalah yang pernah dilakukan oleh Tuhan Yesus. Ketika Ia tergantung di kayu salib, la mengampuni orang-orang yang menyalibkanNya dan mendoakan mereka. Ia tidak mengutuki mereka. tetapi sebaliknya, Ia berdoa agar Bapa mengampuni mereka. Tuhan Yesus berkata bahwa orang-orang yang menyalibkanNya itu tidak mengetahui apa yang mereka perbuai Memang, mereka tidak sadar bahwa orang yang mereka salibkan itu bukanlah orang Jahat. melainkan Orang Benar dan Juruselamat dunia! Barulah setelah Yesus mati di kayu perwira Romawi sadar bahwa Yesus yang ia salibkan adalah sungguh-sungguh Orang Benar dan orang banyak pulang dengan memukul-mukul diri sebagai tanda penyesalan mereka! (Luk 23:47-48).

Hal serupa dilakukan oleh Stefanus, martir pertama Kristen. Ketika Stefanus akan meninggal. ia masih sempat berdoa untuk orang-orang yang melemparinya dengan batu. Stefanus tidak benci kepada mereka, dan dia tidak berdoa agar Tuhan menghukum mereka. Tetapi, ia berdoa agar Tuhan mengampuni perbuatan mereka tersebut, sementara mereka tentap melemparinya dengan batu, Jika kita pernah disakiti orang lain, janganlah berusaha untuk membalasnya. Sebaliknya, ampuni dan doakanlah agar Bapa mengampuni dan menyadarkan mereka. Tentu hal ini bukan suatu hal yang mudah untuk dilakukan. Karena itu, kita harus meminta kekuatan dari Tuhan, kita dimampukan untuk mengampuni orang tersebut. Tuhan Yesus, Stefanus, dan corrie ten Boom, telah menunjukkan kepada kita bagairnana cara mengampuni musuh.

"Lalu Yesus berdoa, "Bapa, ampunilah mereka! Mereka tidak tahu apa yang mereka buat." Pakaian Yesus dibagi-bagi di situ di antara mereka dengan undian." ( Lukas 23:34)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, ki...

Mengikuti "Destiny" Tuhan

Shaloom... Saya mau bersaksi tentang pekerjaan saya sekarang ini. Profesi saya sekarang ini adalah seorang guru Bahasa Inggris dan saat ini saya mengajar di salah satu SMP Negeri di Jakarta Timur. Saya dulu sempat minder untuk jadi seorang guru karena banyak orang bilang menjadi guru tak bisa bikin kaya. Hehehe... Sejak lulus SMA saya ditempatkan Tuhan untuk kuliah di IKIP Jakarta (Sekarang UNJ) di jurusan Bahasa Inggris. Awalnya tidak percaya diri untuk kuliah disana. Pertama, Karena Saya tidak ingin menjadi seprang guru, dan kedua, saya tidak punya kemampuan berbahasa Inggris ya karena tidak percaya diri itu. Saya  bermalas-malasan untuk belajar dan lebih senang bergaul di luar kampus daripada belajar di kampus. Saya juga minder karena ternyata angkatan saya lebih banyak ceweknya daripada cowoknya (secara dari 50 orang di angkatan saya, yg cowok hanya 3 orang), dan teman-teman saya dalam satu kelas saya perhatikan lebih pintar bahasa Inggris. Saya merasa ingin keluar dari k...

Gereja dan Kehidupan Bergereja

Pernah  gak sih  kita beranggapan bahwa ibadah yang kita lakukan setiap hari minggu hanya merupakan suatu kegiatan yang boleh ada dan boleh tidak ada? Pernah  gak sih  ketika kita bangun pagi di hari Minggu, kita mengasihani diri dan memutuskan untuk melanjutkan tidur kita dengan alasan (lebih tepatnya: alibi)  ngantuk  karena semalam menghadiri acara  sweet seventeen party;  dan kalau mau lebih baik sedikit,  yah karena semalam belajar terlalu larut; atau alasan yang lebih "terkesan" rohani yaitu karena semalam kita membaca Alkitab dan saat teduh terlalu lama; atau ada pelayanan sampai larut sehingga kurang tidur (masih mending  sedikit  sih , tapi tetap salah!). Jika dibandingkan dengan hari-hari lain, kita sebaliknya dengan rajin bangun pagi untuk sekolah, kuliah, ataupun bekerja karena hal itu lebih penting daripada ke gereja. Lagipula hari Minggu merupakan hari peristirahatan dan kita harus menggunakan waktu tersebut dengan "sebaik-baiknya" untuk melampiaskan...