Langsung ke konten utama

Hidup yang Berkecukupan

Renungan 28/07/17

Ada seorang anak yang memiliki uang 5000 untuk membeli jajan. Di perjalanan, uang itu terjatuh dan hilang. Lalu anak ini menangis dan seorang bapak yang melihatnya bertanya, "Nak, mengapa engkau menangis?"

Setelah mendengar cerita anak ini, bapak inipun segera mengeluarkan uang 5000 dan memberikan kepada anak ini. Tetapi apa yang terjadi? Anak ini semakin menangis.
Apakah saudara tahu alasannya? Saat Bapak ini bertanya mengapa anak ini semakin menangis..
Anak ini menjawab, "Andaikan tadi uangku tidak hilang, maka uangku sekarang 10.000."

Kisah ini mengingatkan kehidupan kita. saat gaji kita 1 juta, kita ingin 3 juta karena tidak cukup. Saat gaji kita sudah 3 juta, kita ingin 5 juta karena tidak cukup. Setelah gaji kita dinaikkan 5 jutapun, kita tidak pernah merasa cukup.

Apa yang terjadi jika kita tidak pernah merasa cukup?
Kita akan merusak hubungan orang lain, kita akan memiliki gaya hidup yang konsumtif, dan membuat orang cenderung khawatir.

Lalu bagaimana cara mengatasinya?
PERTAMA, Hiduplah berdasarkan kebutuhan, bukan keinginan. Karena yang Tuhan janjikan adalah "Allahku akan memenuhi segala KEPERLUANMU menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus." (Filipi 4:19)
KEDUA, Hiduplah dengan rasa pengucapan syukur. "Mengucap syukurlah dalam segala hal…" (1 Tesalonika  5:18). Jangan mengeluh, karena banyak kali Tuhan menahan berkat-Nya sampai kita mengucap syukur lebih dahulu kepada-Nya.

KETIGA, Hiduplah dalam iman. Percayalah pada janji Tuhan, "Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)

Biarlah kita selalu merasa CUKUP dengan BERKAT yang Tuhan sudah berikan dan "…belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan." (Filipi 4:11).

Selamat pagi dan Tuhan memberkati.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali