Langsung ke konten utama

BERLAKU ADIL

Obaja 1:1-7

Sering kali kita mendengar orang berkata begini, "tetangga adalah saudara terdekat". Ya, dalam banyak hal, tetangga kitalah yang menjadi "saudara".Sebab tetanggalah yang pertama-tama akan mengetahui keadaan kita, dan menolong tatkala kita sedang sakit atau membutuhkan sesuatu.

Hal ini tidak berlaku bagi bangsa Israel. Mereka sedang berada di tanah pembuangan dan kini sebagian tanah air mereka (Yehuda) telah diduduki oleh negara tetangga, yaitu Edom (1). Rasanya sudah jatuh, ditimpa tangga pula. Teman dan musuh tidak dapat dibedakan lagi. Sebab orang-orang yang selama ini duduk, bercakap, dan makan sehidangan dengan mereka pun merencanakan niat jahat terhadap mereka (7). Sebab itu, Allah melalui Nabi Obaja menubuatkan penghakiman bahwa Allah akan mengadili bangsa-bangsa, termasuk Edom (lih. Ob.1:15).

Memang di tengah situasi demikian tidak ada hal lain yang bisa diharapkan selain seseorang yang memiliki otoritas dan kewenangan untuk menegakkan keadilan atas mereka. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adil adalah tidak berat sebelah, berpihak kepada yang benar, dan tidak sewenang-wenang. Tidak ada manusia yang memiliki kualifikasi seperti itu selain Allah. Hanya Allah yang mampu menghukum dengan adil, benar, dan tidak memihak. Hal ini telah dibuktikan Allah melalui penghukuman terhadap Israel. Karena itu, bangsa-bangsa lain pun tidak akan luput dari penghakiman-Nya.

Kita sering kali lupa bahwa bersikap adil merupakan cara hidup yang menjunjung tinggi kebenaran. Pada kenyataannya, banyak orang mempraktikkan ketidakadilan demi keuntungan pribadi. Tidak heran apabila ketidakadilan bisa terjadi pada siapa saja dan dalam relasi mana pun. Misalnya, sahabat, rekan kerja, keluarga, tetangga, kerabat, dan lainnya.

Kecenderungan untuk berbuat tidak adil biasanya muncul saat kita memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada orang lain. Di sinilah tantangannya agar kita dapat mengendalikan diri, memiliki hikmat, dan berlaku adil pada semua orang tanpa memandang status sosialnya. [LL]

 

__________
Santapan Harian / e-Santapan Harian
Bahan saat teduh yang diterbitkan secara teratur oleh Persekutuan Pembaca Alkitab (PPA) dan diterbitkan secara elektronik oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). 
© 1999-2014 Yayasan Lembaga SABDA (YLSA). 
Isi boleh disimpan untuk tujuan pribadi atau non-komersial. Atas setiap publikasi atau pencetakan wajib menyebutkan alamat situs SABDA.org sebagai sumber tulisan dan mengirim pemberitahuan ke webmaster@sabda.org

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PERSEKUTUAN DENGAN TUHAN TIDAK SIA-SIA

-1 Korintus 15 : 58- Karena itu, saudara-saudaraku yang kekasih, berdirilah teguh, jangan goyah, dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan ! Sebab kamu tahu, bahwa dalam persekutuan dengan Tuhan jerih payahmu tidak sia-sia. Dalam ayat ini ada 3 Hal / Poin yang sangat penting yang dapat kita renungkan, Kita sebagai anak Tuhan, kita harus dapat menyelesaikan panggilan kita dal Yesus Kristus. 3 Hal tersebut adalah : 1. Berdirilah teguh Maksud dari berdirilah teguh dalam ayat ini adalah kita harus terus berjuang di dalam Tuhan sampai titik akhir dalam kehidupan kita di dunia ini. Mengapa kita harus berjuang? Karena Tuhan Yesus Kristus merupakan dasar yang teguh, apabila kita mengandalkan kekuatan sendiri kita tidak akan mampu menjalani hidup ini, karena itu andalkanlah Tuhan di dalam seluruh kehidupan kita, dengan mengandalkan Tuhan Yesus akan ada jalan keluar di dalam setiap persoalan kita, karena itu teruslah berjuang sampai mencapai Tujuan. Jangan g

KEBANGUNAN ROHANI YANG SEJATI

    Istilah KKR (Kebaktian Kebangunan Rohani) sudah menjadi istilah yang begitu akrab ditelinga orang Kristen dari berbagai denominasi dan organisasi. Istilah ini muncul dan menjadi ciri khas dari gereja-gereja beraliran Pentakosta dan Kharismatik sejak tahun 70-an dan menjadi istilah yang akrab sekitar tahun 1990-an hingga kini. Karakteristik ibadah-ibadah dalam KKR meliputi khotbah yang ringan dan impresif, penyembuhan massal, pujian dan penyembahan, ibadah yang tidak terikat liturgi, pembahasan mengenai kuasa Yesus, pengusiran roh-roh jahat, pengurapan dengan minyak, kotbah perihal akhir zaman dan kekudusan, bahkan ajaran perihal Teologi Sukses atau Teologi Kemakmuran yang biasa disebut Teologi Anak Raja. Namun demikian apakah hakikat Kebangunan Rohani itu? Benarkah kebaktian-kebaktian KKR yang merebak sekitar tahun 1990-an hingga sekarang merupakan kebangunan rohani yang sejati? Sebelum kita membahas pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita akan m

Renungan : KERANJANG ARANG & KITAB SUCI

Ada seorangg kakek yg hidup di perkebunan dgn cucu lelakinya yg msh muda. Setiap pagi sang kakek selalu bangun lbh awal utk membaca Kitab Suci, yg terletak di meja makan di dapurnya. Cucu lelakinya ingin sekali menjadi spt kakeknya dan mencoba meniru dlm cara apa pun semampunya. Hingga suatu hari sang cucu bertanya ... _"Kakek, aku mencoba membaca Kitab Suci spt yg Kakek lakukan, tetapi aku tdk pernah dpt memahaminya. Apa yg kubaca segera terlupakan secepat aku menutup buku. Apa sih kebaikan dr membaca Kitab Suci ini?"_ Dengan tenang sang kakek mengambil keranjang tempat arang, memutar sambil melubangi keranjangnya serta menjawab ... _"Bawalah keranjang ini ke sungai dan bawa kemari lagi penuh dgn air"_ Maka sang cucu melakukan spt yg diperintahkan kakek, tetapi semua air selalu habis terbuang sblm tiba di depan rumahnya. Sang kakek tertawa dan berkata ... _"Lain kali kamu hrs melakukannya dgn lbh cepat"_ Maka ia menyuruh cucunya kembali